.

Rabu, 27 Juni 2012

Fritz Haber


Fritz Haber: Ilmuwan, Pembunuh dan Pahlawan

Ditulis oleh Fendy pada 13-12-2005
Fritz Haber, ya, dialah ilmuwan terkenal di balik pesatnya industri amonia. Fritz Haber adalah orang pertama yang berhasil memfiksasi amonia di laboratorium. Bersama rekannya Carl Bosch, seorang ahli teknik kimia, mereka mendesain industri amonia yang dapat memproduksi amonia dalam jumlah besar. Atas kontribusi yang besar dalam bidang sintesis amonia, Fritz Haber dianugrahi hadiah Nobel kimia pada tahun 1918.

Pria berkebangsaan Jerman ini dilahirkan pada tanggal 9 Desember 1868 di Breslau, Jerman. Ia bersekolah di St. Elizabeth dan masa mudanya dihabiskan dalam berbagai eksperimen kimia. Riwayat pendidikannya pun sangat menarik untuk ditelusuri. Dari tahun 1886 sampai 1891, ia belajar kimia di Universitas Heidelberg di bawah asuhan Bunsen, di Universitas Berlin di bawah asuhan A.W Hoffmann, dan di sekolah teknik Charlottenberg di bawah asuhan Liebermann. Setelah kuliah ia langsung bekerja di bisnis kimia ayahnya. Karena ketertarikannya di bidang teknologi kimia, ia juga bekerja di bawah pimpinan Profesor Georg Lunge dari Insitut Teknologi Zurich. Setelah beberapa waktu, ia memutuskan untuk merintis karir sebagai ilmuwan dan bersama Ludwig Knorr ia menerbitkan makalah pertamanya tentang ester diasetosuksinat.

Karier Haber sebagai ilmuwan sangat mengagumkan. Sepanjang hidupnya ia menekuni bidang kimia fisik dan elektrokimia. Pada tahun 1898 Haber mempublikasikan sebuah buku tentang elektrokimia. Pada tahun yang sama, ia juga mempublikasikan hasil penelitiannya dalam reaksi oksidasi dan reduksi elektrolitik dan ia juga menjelaskan tahap-tahap reduksi nitrobenzena di katoda. Dalam kurun waktu 10 tahun, dari tahun 1908, ia terus melakukan penelitian di bidang elektrokimia dan kimia fisik. Beberapa penelitian terbesarnya adalah elektroisis kristal garam (1904), kesetimbangan Quinone-Hydroquinone di katoda, pembakaran antara karbon monoksida dengan hydrogen, pembakar Bunsen dan sintesis amonia. Terinspirasi oleh hasil penelitian kesetimbangan Quinone-Hydroquinone, Fritz Haber dan Cremer berhasil menciptakan elektroda kaca untuk mengukur pH larutan. Karena itulah Fritz Haber tercatat sebagai orang pertama yang meneliti perbedaan potensial listrik yang terjadi antara elektrolit padat dan larutannya. Kisah mengagumkan Fritz Haber tidak berhenti sampai di situ saja. Pada tahun 1905 ia mempublikasikan penelitiannya tentang sintesis amonia dalam buku termodinamika reaksi gas. Sintesis amonia inilah karya terbesarnya (masterpiece) di bidang kimia. Di buku ini, tertulis bahwa ia berhasil mendeteksi gas amonia dalam jumlah kecil dari reaksi N2 dan H2 pada temperatur rendah dan tekanan tinggi dengan katalis besi.

Usaha dan keberhasilan Fritz Haber dalam mensintesis amonia memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Eropa. Hal ini dikarenakan terjadinya ledakan populasi penduduk pada awal abad 19. Ledakan ini menuntut peningkatan produksi pangan untuk mencegah terjadinya bencana kelaparan di Eropa. Sebelum Fritz Haber menyintesis amonia, solusi yang digunakan adalah penggunaan pupuk buatan dengan bahan baku Natrium Nitrat (NaNO3). Natrium Nitrat harus diimpor dari Chili dan dikirim melalui Cape Horn baru ke Eropa. Tidak heran jika negara Chili, pada awal abad 19, dengan cepat berubah menjadi negara yang kaya di benua Amerika Selatan. Tetapi, para ilmuwan di Eropa termasuk Fritz Haber sadar bahwa suatu hari persediaan Natrium Nitrat di Chili akan habis. Dengan keberhasilan Fritz Haber menyintesis amonia, bangsa Eropa berhasil memproduksi pupuk buatan seperti amonium sulfat ((NH4)2SO4) dan ammonium fosfat ((NH4)3PO4) dari amonia. Seandainya Fritz Haber gagal menyintesis amonia, mungkin saja bangsa Eropa telah mati kelaparan menunggu pasokan Natrium Nitrat dari Chili.

Pada awal pengembangan industri amonia, Fritz Haber bekerja sama dengan Carl Bosch mendesain suatu pabrik amonia untuk memproduksi amonia dalam skala besar. Carl Bosch menyarankan Fritz Haber agar tidak menggunakan temperatur reaksi yang terlalu rendah. Jika temperatur reaksi terlalu rendah maka reaksi akan berjalan dengan lambat dan tentunya hal ini tidak efisien dalam industri kimia. Bosch juga mengusulkan untuk menggunakan tekanan yang tidak terlalu tinggi. Tekanan yang terlalu tinggi dapat meningkatkan resiko kecelakaan akibat ledakan dan meningkatkan biaya konstruksi pabrik. Karena itu Bosch berusaha merancang pabrik yang dapat memproduksi amonia dengan tekanan 10 sampai 100 Mpa dan suhu 100-500oC. Setelah lima tahun bekerja sama, mereka berhasil membuat desain industri amonia yang diserahkan kepada perusahaan BASF. Sayangnya pembuatan industri amonia itu bertepatan dengan dimulainya Perang Dunia I. Di bawah tekanan dan blokade pihak sekutu, suplai Natrium Nitrat dari Chili terhenti. Akhirnya industri amonia Jerman lebih diarahkan untuk memproduksi bahan peledak daripada pupuk buatan. Tanpa industri amonia Haber-bosch, pasukan Jerman dan Austro-Hungaria pastilah sudah menyerah di awal 1918 karena kehabisan bahan peledak.

Di balik pribadinya yang luar biasa dan karirnya yang gemilang, Fritz Haber menyimpan suatu lembaran fakta kelam sebagai ilmuwan. Saat Perang Dunia I meletus(1914), ia ditunjuk sebagai konsultan kantor perang Jerman (German War Office). Sebagai konsultan, ia mendukung Jerman untuk menggunakan gas beracun dalam meraih kemenangan. Bahkan Fritz Haber turut serta dalam penelitian untuk menyintesis gas beracun tersebut. Suatu hari Clara Harber, istri Fritz Haber, memohon dengan sangat agar Fritz Haber berhenti dari proyek ini. Karena Fritz Haber tidak menggubris permintaan istrinya, Clara akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Karena rasa fanatiknya yang besar terhadap Jerman, Fritz Haber juga melakukan penelitian untuk memproduksi emas dari air laut pada masa pasca Perang Dunia I. Sayangnya ia gagal menemukan cara untuk menyintesis emas dari air laut. Proyek gas beracun telah menghancurkan reputasi Fritz Haber di mata para ilmuwan. Sejarah mencatat bahwa sebagian besar ilmuwan menentang pemberian Nobel Kimia 1918 kepada Fritz Haber. Walaupun demikian, komite Nobel tetap memberikan hadiah Nobel Kimia 1918 kepada Fritz Haber.

Ada cerita yang menarik dari hidup Fritz Haber dan NAZI. Pada tahun 1933, NAZI mengambil alih kekuasaan di Jerman. Hitler sebagai pemimpin NAZI pernah melaksanakan program “Pemurnian Ras Arya”. Salah satu tindakan Hitler yang paling kejam adalah pembantaian umat Yahudi dengan menggunakan gas beracun. Satu persatu umat Yahudi digiring ke sebuah kamp militer, lalu mereka dimasukkan ke dalam ruangan tertutup yang dipenuhi gas beracun. Saat Hitler memegang tampuk kekuasaan di tahun 1933, Fritz Haber tengah menjabat sebagai direktur Institute for Physical and Electrochemistry di Berlin-Dalhem. Demi mewujudkan ambisinya, Hitler memerintahkan Fritz Haber untuk menembak mati seluruh pekerja keturunan Yahudi yang bekerja di institutnya. Haber yang juga keturunan Yahudi menolak melakukannya, bahkan ia rela mengundurkan diri dari jabatannya. Kemudian ia menulis surat, “Selama lebih dari 40 tahun, saya telah memilih rekan-rekan kerja saya berdasarkan kepandaian dan karakter mereka. Saya tidak pernah memilih rekan kerja berdasarkan latar belakang nenek moyang mereka dan saya tidak ingin mengubah metode ini yang menurut saya sangat tepat.”

”For more than 40 years, I have selected my collaborators on the basis of their intelligence and their character and not on the basis of their grandmothers, and I am not willing to change this method which I have found so good.”

Tindakan Haber ini membuat NAZI marah besar tetapi mereka tidak menghukum Fritz Haber. NAZI tidak memberikan sanksi apapun kepada Fritz Haber karena mereka mempertimbangkan jasa dan reputasi Fritz Haber di mata internasional.

Setelah mengundurkan diri, kondisi jantung Fritz Haber memburuk. Karena kondisi kesehatan yang semakin melemah akhirnya Fritz Haber menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 29 Januari 1934 di Basle. Tidak lama setelah kematiannya, Asosiasi Kimia Jerman (German Chemical Society) mengadakan suatu acara seremonial untuk mengenang dan menghormati Fritz Haber. NAZI langsung naik pitam ketika mendengar rencana ini. Mereka marah karena Asosiasi Kimia Jerman memberikan suatu penghormatan yang sangat besar kepada seseorang yang telah menentang NAZI. NAZI mengancam akan menangkap semua orang yang menghadiri acara itu. Walaupun diancam, para ahli Kimia tidak takut dan tetap menghadiri acara itu. Melihat banyaknya ahli Kimia yang hadir, NAZI mengurungkan niat untuk menangkap dan menghukum mereka. NAZI sadar bahwa para ahli Kimia adalah tulang punggung dari rekonstruksi Jerman setelah Jerman hancur di Perang Dunia I. Tanpa adanya ahli Kimia, NAZI sulit membangun kembali kekuatannya.

Pribadi Haber memang seperti sebuah koin logam yang menimbulkan simpati dan antipati. Di satu sisi ia berlaku sebagai malaikat pencabut nyawa di masa Perang Dunia I. tindakannya membuat gas beracun secara tidak langsung telah membenarkan anekdot, “Ilmuwan itu pintar tapi tidak punya moral.” Hal ini merupakan cacat terbesar dalam karir Haber sebagai ilmuwan. Di sisi yang sebaliknya terdapat sosok pemimpin yang siap membela apa yang benar. Ia siap menentang perintah NAZI walaupun ia tahu penolakan ini membahayakan reputasinya dan bahkan nyawanya sendiri. Sulit rasanya menentukan posisi Fritz Haber di dalam sejarah ilmu pengetahuan. Kita hanya dapat mengambil sisi positif Fritz Haber sebagai seorang ilmuwan yang kreatif, disiplin, pantang menyerah, pembela kebenaran, dan berdedikasi tinggi. Sebagai penghargaan atas dedikasinya, nama Institute Physical and Electrochemistry di Berlin-Dalhem diubah menjadi Institut Fritz Haber setelah kematian Fritz Haber. Semoga artikel ini dapat memberikan khazanah berpikir tentang ilmuwan sekaligus membuka mata para pembaca untuk mempergunakan ilmu pengetahuan secara baik dan benar.